Rabu, Juli 16, 2008

Nuclear Power plant [ Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir ]

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah stasiun pembangkit listrik thermal di mana panas yang dihasilkan diperoleh dari satu atau lebih reaktor nuklir pembangkit listrik.
PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, di masa depan diharapkan mempunyai sistem keamanan pasif.
Reaktor Fisi
Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.
Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:
Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan cepat, dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam proses reaksi fissi masing-masing.
Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik, meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah dilaksanakan

Reaktor thermal
Light water reactor (LWR)
Boiling water reactor (BWR)
Pressurized water reactor (PWR)
SSTAR, a sealed, reaktor untuk jaringan kecil, mirip PWR
Moderator Grafit:
Magnox
Advanced gas-cooled reactor (AGR)
High temperature gas cooled reactor (HTGR)
RBMK
Pebble bed reactor (PBMR)
Moderator Air berat:
SGHWR
CANDU

Reaktor cepat
Meski reaktor nuklir generasi awal berjenis reaktor cepat, tetapi perkembangan reaktor nuklir jenis ini kalah dibandingkan dengan reaktor thermal.
Keuntungan reaktor cepat diantaranya adalah siklus bahan bakar nuklir yang dimilikinya dapat menggunakan semua uranium yang terdapat dalam urainum alam, dan juga dapat mentransmutasikan radioisotop yang tergantung di dalam limbahnya menjadi material luruh cepat. Dengan alasan ini, sebenarnya reaktor cepat secara inheren lebih menjamin kelangsungan ketersedian energi ketimbang reaktor thermal. Lihat juga reaktor fast breeder. Karena sebagian besar reaktor cepat digunakan untuk menghasilkan plutonium, maka reaktor jenis ini terkait erat dengan proliferasi nuklir.
Lebih dari 20 purwarupa (prototype) reaktor cepat sudah dibangun di Amerika Serikat, Inggris, Uni Sovyet, Perancis, Jerman, Jepang, India, dan hingga 2004 1 unit reaktor sedang dibangun di China. Berikut beberapa reaktor cepat di dunia:
EBR-I, 0.2 MWe, AS, 1951-1964.
Dounreay Fast Reactor, 14 MWe, Inggris, 1958-1977.
Enrico Fermi Nuclear Generating Station Unit 1, 94 MWe, AS, 1963-1972.
EBR-II, 20 MWe, AS, 1963-1994.
Phénix, 250 MWe, Perancis, 1973-sekarang.
BN-350, 150 MWe plus desalination, USSR/Kazakhstan, 1973-2000.
Prototype Fast Reactor, 250 MWe, Inggris, 1974-1994.
BN-600, 600 MWe, USSR/Russia, 1980-sekarang.
Superphénix, 1200 MWe, Perancis, 1985-1996.
FBTR, 13.2 MWe, India, 1985-sekarang.
Monju, 300 MWe, Jepang, 1994-sekarang.
PFBR, 500 MWe, India, 1998-sekarang.
(Daya listrik yang ditampilkan adalah daya listrik maksimum, tanggal yang ditampilkan adalah tanggal ketika reaktor mencapai kritis pertama kali, dan ketika reaktor kritis untuk teakhir kali bila reaktor tersebut sudah di dekomisi (decommissioned).

Reaktor Fusi
Artikel utama: daya fusi
Fusi nuklir menawarkan kemungkinan pelepasan energi yang besar dengan hanya sedikit limbah radioaktif yang dihasilkan serta dengan tingkat keamanan yang lebih baik. Namun demikian, saat ini masih terdapat kendal-kendala bidang keilmuan, teknik dan ekonomi yang menghambat penggunaan energi fusi guna pembangkitan listrik. Hal ini masih menjadi bidang penelitian aktif dengan skala besar seperti dapat dilihat di JET, ITER, dan Z machine.

Keuntungan dan kekurangan
Keuntungan PLTN dibandingkan dengan pembangkit daya utama lainnya adalah:
Tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca (selama operasi normal) - gas rumah kaca hanya dikeluarkan ketika Generator Diesel Darurat dinyalakan dan hanya sedikit menghasilkan gas)
Tidak mencemari udara - tidak menghasilkan gas-gas berbahaya sepert karbon monoksida, sulfur dioksida, aerosol, mercury, nitrogen oksida, partikulate atau asap fotokimia
Sedikit menghasilkan limbah padat (selama operasi normal)
Biaya bahan bakar rendah - hanya sedikit bahan bakar yang diperlukan
Ketersedian bahan bakar yang melimpah - sekali lagi, karena sangat sedikit bahan bakar yang diperlukan
Baterai nuklir - (lihat SSTAR)
Berikut ini berberapa hal yang menjadi kekurangan PLTN:
Resiko kecelakaan nuklir - kecelakaan nuklir terbesar adalah kecelakaan Chernobyl (yang tidak mempunyai containment building)
Limbah nuklir - limbah radioaktif tingkat tinggi yang dihasilkan dapat berthan hingga ribuan tahun

Geothermal Power Generation [ Pembangkit listrik tenaga panas bumi ]

Electric Generate [ Pembangkit Listrik ]

Ada beberapa cara untuk menghasilkan listrik, baik itu dari bahan bakar fosil, geotermal, nuklir dan yang lainnya. Tapi pada dasarnya pembangkit listrik didasarkan pada, bagaimana generator pembangkit bisa berputar.


Boiler [ Ketel Uap ]


Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air dididihkan sampai menjadi steam, volumnya akan meningkat sekitar 1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus dikelola dan dijaga dengan sangat baik.
Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam. Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna. Pada keseluruhan sistem, tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau tekanan. Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan. Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Air yang disuplai ke boiler untuk dirubah menjadi steam disebut air umpan. Dua sumber air umpan adalah: (1) Kondensat atau steam yang mengembun yang kembali dari proses dan (2) Air makeup (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari lua r ruang boiler dan plant proses. Untuk mendapatkan efisiensi boiler yang lebih tinggi, digunakan economizer untuk memanaskan awal air umpan menggunakan limbah panas pada gas buang.

Differential Pressure Transmitter [ DP-Transmitter ]


Animation: Yokogawa website


Differential pressure transmitter atau lebih di kenal dengan DP-Transmitter, merupakan sensor yang multi fungsi. Sensor ini dapat digunakan untuk mengukur pressure, level dan juga flow.

vacancy Urgently Required [Lowongan]

Urgently Required A Sole Agent Company for Level Control & Automation Instruments, is looking for the right candidates to grow their career as the part of our team.

1. Marketing Representative (for Jakarta area)
2. Showroom Internal Marketing

Requirements:
A. Male (1) / Female (1,2)
B. Min D3, fresh graduate are welcome (1,2)
C. Hard Worker, Good Communication Skill, Fast Learner, Self Motivated (1,2)
D. Own Vehicle (1)
D. Fluent in English (min passive) (1)
E. Placed at LTC Glodok (2)

We provide excellent career opportunities to the right candidates. Salary will be commensurate with experiences.
Please send your CV, recent photograph and copy of ID to:
PT. Finelevel IndonesiaWisma Gading Permai Tower A Lt.16 No.19
Kelapa Gading, Jkt 14250 JAKARTA

MySchool

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULIH NOPEMBER SURABAYA
Sejarah :
Pada tahun 1957 ketika PII Cabang Jawa Timur mengadakan lustrum pertama, kembali gagasan itu dilontarkan. Sebagai hasilnya, dr. Angka Nitisastro, seorang dokter umum, bersama dengan insinyur-insinyur PII cabang Jawa Timur memutuskan untuk mewujudkan berdirinya sebuah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik. Beberapa alasan pokok pendirian yayasan tersebut antara lain:
Lahan Indonesia yang luas dan memiliki kekayaan hasil alam yang melimpah dan belum dimanfaatkan
Kebutuhan akan tenaga insinyur sekitar 7000 untuk melaksanakan program-program pembangunan dan industri di dalam negeri.
Melihat perbandingan dengan jumlah insinyur di negara maju dan berkembang lainnya yang jauh melebihi jumlah di negara kita.
Pada tanggal 17 Agustus 1957, secara resmi berdirilah Yayasan Perguruan Tinggi Teknik (YPTT) yang diketuai oleh dr. Angka Nitisastro.
Yayasan tersebut dibentuk sebagai wadah untuk memikirkan tindakan-tindakan lebih lanjut dan memperbincangkan sedalam-dalamnya segala konsekuensi yang berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam rangka membulatkan tekad mendirikan sebuah Perguruan Tinggi Teknik di kota Surabaya.
Pada tanggal 10 Nopember 1957, Yayasan mendirikan “PERGURUAN TEKNIK 10 NOPEMBER SURABAYA” yang pendiriannya diresmikan oleh presiden Soekarno. Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember Surabaya hanya memiliki dua jurusan yaitu, Jurusan Teknik Sipil dan Jurusan Teknik Mesin.
Setelah beberapa tahun melalui usaha-usaha yang dirintis oleh tokoh-tokoh dari YPTT, Perguruan Tinggi Teknik 10 Nopember diubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan nama: “INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER DI SURABAYA”
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya yang semula memiliki 2 (dua) jurusan yaitu Teknik Sipil dan Teknik Mesin berubah menjadi lima yaitu: Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, dan Teknik Kimia. Jurusan- jurusan tersebut kemudian berubah menjadi fakultas. Kemudian dengan peraturan pemerintah No. 9 tahun 1961 (ditetapkan kemudian pada tanggal 23 Maret 1961) ditetapkan bahwa Dies Natalis Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang pertama adalah tanggal 10 Nopember 1960.
Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 1965 berdasarkan SK Menteri No. 72 tahun 1965, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ( ITS) membuka dua fakultas baru, yaitu, Fakultas Teknik Arsitektur dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam. Dengan demikian sejak saat itu, ITS mempunyai tujuh fakultas yang tersebar di beberapa tempat, yaitu: Jl. Simpang Dukuh 11, Jl. Ketabang Kali 2F, Jl. Baliwerti 119-121, Jl. Basuki Rahmat 84 sebagai kantor pusat ITS.
Pada tahun 1972, Fakultas Teknik Sipil pindah ke Jl.Manyar 8, sehingga ITS semakin terpencar. Kemudian pada akhir 1975, Fakultas Teknik Arsitektur pindah ke kampus baru di Jl. Cokroaminoto 12A Surabaya. Demikian pula pada tahun 1973 kantor pusat ITS pindah ke alamat yang sama. Pada tahun 1973 disusunlah rencana induk pengembangan jangka panjang (20 tahun) sebagai pedoman pengembangan ITS selanjutnya.
Rencana Induk Pengembangan ITS menarik perhatian Asian Development Bank (ADB) yang kemudian menawarkan dana pinjaman sebesar US $ 25 juta untuk pengembangan empat fakultas, yaitu, Fakultas Teknik Sipil, Fakultas Teknik Mesin, Fakultas Teknik Elektro, dan Fakultas Teknik Kimia.
Pada tahun 1977 dana dari ADB tersebut sebagian digunakan untuk membangun kampus ITS Sukolilo bagi empat fakultas tersebut di atas. Pada tahun 1981 pembangunan gedung di kampus Sukolilo sebagian sudah selesai. Pembangunan kampus Sukolilo tahap I dapat diselesaikan dan diresmikan penggunaannya pada tanggal 27 Maret 1982.
Dalam perjalanan pengembangannya, ITS pada tahun 1983 mengalami perubahan struktur organisasi yang berlaku bagi universitas atau institut sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 5 tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1981 dan Keputusan Presiden No. 58 tahun 1982, ITS berubah menjadi hanya 5 fakultas saja, yaitu Fakultas Teknik Industri, Fakultas Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Fakultas Non Gelar Teknologi (Program-Program Non Gelar).
Sejak tahun 1991 terjadi perubahan menjadi 4 fakultas, yaitu Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), dan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK). Jurusan yang ada di Fakultas Non Gelar Teknologi diintegrasikan ke jurusan sejenis di 2 fakultas (FTI dan FTSP). Selain itu ITS juga mempunyai 2 Politeknik yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS).
Pada tahun 1994 kembali ITS memperoleh dana pinjaman ADB sebesar US $ 47 juta untuk pengembangan semua fakultas dengan fokus teknologi kelautan. Program ini selesai pada April 2000. Selain itu ITS juga telah memperoleh dana hibah dari pemerintah Jerman/GTZ (1978-1986) untuk pengembangan Fakultas Teknik Perkapalan.
Tahun 2001, berdasarkan SK Rektor tanggal 14 Juni 2001, ITS membentuk fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi Informasi (FTIF) dengan 2 jurusan/program studi: Jurusan Teknik Informatika dan Program Studi Sistem Informasi.

Kamis, Juli 10, 2008

MySoftware

Software PID simullation.
freeware Software By Erry S Goenawan

Software ini mengenai simulasi PID [propotional integral controller] pada mixing tank, dimana pada software ini dapat dilakukan setting PID setting, gangguan dan yang lainnya. Dengan software ini dapat dengan mudah untuk mempelajari mengenai mode control PID.









Download this application PIDcontrollerMixingSoft

myHome


THIS PAGE IS UNDER CONSTRUCTION !!! PLEASE CHECK LATER...
TEKNIK INSTRUMENTASI - ITS
www.errysusetyo.blogspot.com

Selasa, Juli 08, 2008

myObject


Suasana kompleks perindustrian fine-tek taiwan pukul 1 siang.. tersa mendung terus

Suasana belajar di fine-tek education room, kali ini belajar mengenai modbus protocol..

Lowongan di PT. FINE LEVEL INDONESIA

Kami perusahaan yang bergerak dalam bidang industrial instrument dan kontraktor yang berkembang di empat kota besar di indonesia, membutuhkan karyawan baru yang nantinya di tempatkan di surabaya dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Product Engineer code [PE]- S1 atau D3 berpengalaman minimal 1 Tahun dari jurusan Teknik Instrument,Teknik Fisika, Teknik Electro.- Komunikasi bahasa inggris aktif, mandarin menjadikan nilai lebih.- Usia tidak lebih dari 25 tahun pada bulan agustus 2008- Komunikatif dan tanggung jawab.

2. Sales Engineer code [SE]- S1 atau D3 dengan background pendidikan teknik.- Usia tidak lebih dari 25 tahun pada bulan agustus 2008- Komunikatif dan tanggung jawab.

Jika anda berminat, dapat mengirimkan aplikasi anda di:Ruko Mega Galaxi 14C/18JL. Kertajaya Indah Timur Surabaya paling lambat 15 Juli 2008.
atau email di:
www.fine-tek.com
lili@finelevel.com
eri@finelevel.com

Komputerisasi SPBU (Gas station)

Akhir 2006 perkebangan gas station atau lebih kita kenal SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) cukup pesat sekali, hal ini karena masuknya perusahaan dalam bidang gas station seperti petronas, shell dan yang lainnya. Selain itu pertamina semakin memberikan kemudahan dalam mendirikan SPBU baru oleh pihak swasta.
Disini yang perlu di cermati bukan izin pendirian SPBU, monopoli, persaingan atau yang berhubungan dengan hal tersebut, tapi lebih pada teknologi yang diterapkan dalam pembangunan sebuah gas station. Dalam pembangunan gas station tanpa kita sadari banyak instrument-instrument yang berperan diantaran monitoring level, temperature, pressure, pompa, printing, sistem komunikasi dan yang lainnya. Untuk lebih memahami ini akan dicoba untuk membongkar sistem yang dipakai dalam operasi gas station.
1. Sistem Tank Monitoring

level_instrument < coba posting

Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia bulan Januari 2007


level instrument


Hanendra

DH,
Perkenalkan nama saya Iyan,
saya mau tanya gimana menentukan level instrument untuk sebuah tangki atau vessel, seperti kita ketahui level instrument, ada berbagai jenis:
magnetic level, displacer level, D/P level, radar level, dan Ultrasonic level

Terima kasih


Nugroho Wibisono

Pak Iyan,

Pertanyaannya pendek tapi jawabannya bisa sangat panjang pak karena bergantung pada:
- Jenis service fluid-nya (liquid, foam, slurry, powdery solid, etc)
- Aspek perawatannya (non-contact sensor, mounting position)
- Aplikasi (atmospheric vessel, pressurized vessel, etc)
- Keberadaan sumber tenaga (electric, pneumatic)
- dlsb
Referensi yang cukup komprehensif bisa anda dapatkan di buku "Process Measurement & Analysis" karangan Bela G. Liptak di sub bagian Level Measurement.

Secara keekonomisan, anda juga harus menggali informasi kepada vendor instrumentasi mulai dari harganya, biaya perawatan (peralatan yg dibutuhkan untuk kalibrasi, kemudahan perawatan), spare part, dll.

Semoga membantu.


priyo_a_s

Pak Iyan,

Memang lebih baik di-buat lebih detail dulu pertanyaannya, sehingga bisa dibuat lebih singkat jawabannya, namun lebih spesifik.

Juga level instrument itu kan ada banyak jenis :
- level gauge
- level switch
- level transmitter
Nah, Pak Iyan ingin menggunakan jenis yang mana ?

Juga untuk pemilihan level transmitter, perlu dilihat fasilitas komunikasinya, apakah dia support HART, BRAIN, ato SFC, etc, supaya bisa kompatibel dengan transmitter lainnya.

Pak Weby,
Dalam imel ini, saya juga ingin meminta pencerahan, bisa kan ?
Kok saya baru denger ada level instrument yang sumber tenaganya dengan pneumatic ?


Nugroho Wibisono

Helo Priyo,

Apa kabar? Saya dulu sempat ngurusin instrumentasi berbasis pneumatik (beberapa ada yg elektronik tapi tidak banyak jumlahnya), jadi familiarnya dengan yg pneumatik. Kebetulan - dan tidak bermaksud promosi lho - salah satu produk yang saya sering urusi itu Level-Trol seri 2500 dari Fisher-Rosemount. Sepertinya itu level transmitter berbasis pneumatik ya?
Thanks.


Taufiq Firmansyah

Pak Iyan,

Aspek keekonomisan seperti yang disampaikan Oom Weby memang harus dipertimbangkan masak-masak sesuai dengan pertimbangan pemakaiannya. Apakah transmitter (measured variables sampai ke control room) diperlukan ataukah cukup dengan field/local indication. Level Instrument ini range harganya sangat lebar, sekitar $50-$500 untuk local indication dengan pengukuran berbasis differential pressure dan bisa mencapai $40,000-an untuk sebuah complete automated tank gauging (ATG) system (1 tanki), dimana komponen terbesarnya ada pada software tank management system (beserta PC-nya) dan 1 ea servo/radar level transmitter.

Dari uraian pak Iyan, level instrument ini akan digunakan untuk tanki atau vessel. Jika tanki tersebut digunakan untuk penyimpanan produk atau bahan baku yang bernilai ekonomis tinggi, mis.crude oil ataupun refinery product dan ada beberapa tanki yang ingin dimonitor sekaligus, mungkin penggunaan ATG system bisa dijustifikasi mengingat akurasinya yang tinggi (bisa mencapai < 1mm). Bisa dibayangkan kerugian yang terjadi akibat kesalahan pembacaan pada tanki crude oil sebesar 5mm dengan internal diameter 90m adalah senilai:

(5mm)x3.14x0.25(90m)^2x(0.001m/mm)x(6.29bbl/m3)x(USD60/bbl) ?
USD12,000,-

Apalagi kalau jumlah segitu terakumulasi dalam jangka waktu yang lama. Maka uang yang diinvestasikan untuk ATG system yang mahal tadi tentu menjadi tidak signifikan dibanding dengan potential losses yang mungkin terjadi.

Konsultasi dengan beberapa vendor akan sangat membantu kalau punya waktu cukup. Biasanya tiap vendor akan berusaha me-leverage keunggulan product lines-nya terhadap product-line kompetior yang lain. Vendor yang kuat dalam hal DP transmitter tentu akan menganjurkan untuk mengganti displacer-type transmitter dengan DP transmitter yg mempunyai kelebihan: lower maintenance cost, no moving part, same accuracy seperti pada artikel ("Simplifying Tank Level Measurement") berikut.
Hal ini tentu sah-sah saja asalkan klaim tersebut memang benar bisa dipenuhi. Pada akhirnya user-lah yang harus jeli memilah-milah opsi yang ada sesuai kebutuhannya.

Kurang lebih begitu, my two cents. CMIIW


hadi surachman

Dear Pak Iyan,

Untuk Menentukan Level Instrument yang diinginkan pada sebuah Tangki di sesuaikan dengan application yang terdapat didalamnya, Untuk displacer Level saat ini sudah dapat digantikan dengan mengunakan Radar Level product dari Rosemount, sedangkan Radar level sendiri terdapat yang contacting radar dan yang non contacting.


permana chepy

Sebagai tambahan saja,
untuk menentukan jenis level Instrument, ada beberapa yang perlu dipertimbangkan sbb:
1. kita harus mengcheck data process/ aplikasi (termasuk temp, press, jenis liquid etc...) yang ada didalam tanki tsb.
2. Jenis Tanki apakah open tank atau closed tank (untuk menentukan jenis instrument yang akan dipasang)
3. Tinggi tanki dan lebar tanki, ini juga harus di check untuk menentukan tinggi set point (HH, H, L, LL)dari instrument nantinya, selain itu dari Lebar tanki tsb. kita jadi tahu apakah type Radar cocok atau tidaknya, karena masing2 Vendor Radar mempunyai keterbatasan mengenai Lebar Tanki ini.
4. Data pengukuran dari tanki apakah perlu dikirim signalnya (4-20 mA) ke PLC/ DCS, jika perlu berarti harus pasang jenis Level Transmitter.
5. Apakah Level tsb. perlu interlock signal Digital ke pompa untuk Start/ Stop Pompa tsb. jika ya... kita bisa pilih Level Switch.
6. Jika tidak perlu data pengukurannya dikirim ke PLC/ DCS cukup pilih dengan jenis instrument Level Gauge saja sehingga biaya bisa lebih murah.

Supaya lebih safe ada baiknya level Instrument untuk operational dan shutdown/ emegency cases sebaiknya dipisahkan supaya tidak menggangu jalannya process, sehingga bila salah satu level tsb. ada masalah yang unpredictable tidak mempengaruhi level yang lain.
hanya saja memang secara cost akan lebih mahal tapi plant jadi lebih aman.